 |
| galaksi Bima Sakti |
Astronesia-Ilmuwan National Aeronautics and Space Administration (NASA) melanjutkan studinya guna mengungkap struktur dan sejarah galaksi Bima Sakti. Ilmuwan menemukan area yang menunjukkan bintang muda masif atau kelompok bintang yang telah terbentuk.
Dilansir Spacedaily, Senin (14/1/2013), astronom telah menemukan ratusan formasi bintang masif di galaksi Bima Sakti. Temuan tersebut termasuk objek luar angkasa yang letaknya paling jauh di galaksi Bima Sakti.
Area di luar angkasa, yang astronom sebut area HII (H-dua), berfungsi sebagai penanda struktur galaksi, termasuk lengan spiral dan bar pusat. "Kami sangat meningkatkan sensus dari galaksi kita (Bima Sakti) dan itu merupakan sebuah kunci untuk memahami sifat alami saat ini dan sejarah masa lalu," ujar Thomas Bania dari Boston University.
Ia mengatakan, studi ini juga mencoba mengungkap kemungkinan galaksi Bima Sakti memiliki sejarah dengan galaksi lainnya. Bania dan tim peneliti mempresentasikan penelitian mereka pada pertemuan American Astronomical Society di California.
Astronom menggunakan National Science Foundation's (NSF) Green Bank Telescope (GBT) di West Virginia dan Arecibo Telescope di Puerto Rico. Selain itu, astronom juga memanfaatkan data dari satelit NASA Spitzer and WISE (Widefield Infrared Survey Explorer).
Penelitian dimulai melalui survei terhadap Bima Sakti dengan menggunakan GBT. Para ilmuwan mencari area HII dengan mencari emisi samar atom hidrogen pada panjang gelombang radio yang terbuka oleh debu di disk galaksi.
Dilansir Spacedaily, Senin (14/1/2013), astronom telah menemukan ratusan formasi bintang masif di galaksi Bima Sakti. Temuan tersebut termasuk objek luar angkasa yang letaknya paling jauh di galaksi Bima Sakti.
Area di luar angkasa, yang astronom sebut area HII (H-dua), berfungsi sebagai penanda struktur galaksi, termasuk lengan spiral dan bar pusat. "Kami sangat meningkatkan sensus dari galaksi kita (Bima Sakti) dan itu merupakan sebuah kunci untuk memahami sifat alami saat ini dan sejarah masa lalu," ujar Thomas Bania dari Boston University.
Ia mengatakan, studi ini juga mencoba mengungkap kemungkinan galaksi Bima Sakti memiliki sejarah dengan galaksi lainnya. Bania dan tim peneliti mempresentasikan penelitian mereka pada pertemuan American Astronomical Society di California.
Astronom menggunakan National Science Foundation's (NSF) Green Bank Telescope (GBT) di West Virginia dan Arecibo Telescope di Puerto Rico. Selain itu, astronom juga memanfaatkan data dari satelit NASA Spitzer and WISE (Widefield Infrared Survey Explorer).
Penelitian dimulai melalui survei terhadap Bima Sakti dengan menggunakan GBT. Para ilmuwan mencari area HII dengan mencari emisi samar atom hidrogen pada panjang gelombang radio yang terbuka oleh debu di disk galaksi.
0 comments:
Post a Comment